Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

The Wisthle (creepypasta)

Dua hari yang lalu, aku dan seorang temanku mengadakan taruhan. Jika aku menang dalam taruhan itu, maka aku menantangnya untuk mengemudikan mobil sepanjang 30 meter, dengan menutup mata. Begitupun sebaliknya jika ia yang menang. Namun ternyata tanpa kusangka, taruhan itu dimenangkan olehnya. Terpaksa, aku menyetir mobil sepanjang 30 meter dengan menutup mata. Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Tepat hari ini, aku melaksanakan hal itu. Temanku mengikat sebuah kain hitam dikepalaku untuk menutupi mata. Katanya, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat aku mengemudi, ia langsung meniup peluitnya, sehingga dapat aku mengerem mobil dengan cepat. Perlahan, aku memegang setir, lalu menginjak gas dengan sangat pelan. Sekitar tiga menit kemudian, aku merasakan ban mobil seperti menginjak sesuatu. Ah itu paling juga batu. Jika menginjak sesuatu, pasti temanku itu akan meniup peluitnya, kan? Maka dari itu aku menginjak gas lagi. Setelah sekian lama, aku mematikan mesin mobilku, dan membu...

This is Not My Hat!

**** Day 1 "Rachel!! Adonan roti coklatnya akan selesai dalam waktu lima menit lagi!!" teriak adikku yang bernama Chintya. Chintya Cross lebih tepatnya. Begitu pula aku, namaku Rachel. Rachel Cross. Umur Chintya hanya satu tahun dibawah dariku. Umurnya sembilan belas. Dan mengapa Chintya meneriakkan tentang roti? Karena kami bekerja sebagai pembuat dan penjual roti. Toko roti tempat kami bekerja ini adalah toko roti milik Ayahku yang sudah meninggal 3 tahun lalu. Jadilah kami sebagai anak yang melanjutkan bisnisnya. Chintya bekerja sebagai pembuat adonan dan membeli berbagai bahan, sedangkan aku yang memasak dan menjualnya. Aku menjual roti sudah ke berbagai macam distributor. Oh tak lupa. Di toko ini, kami bukan hanya membuat dan menjual roti saja. Es krim, kopi, teh, jus dan berbagai minuman soda, kami juga menjualnya. "Baiklah!" jawabku sambil membungkus berhelai-helai roti gandum ke dalam plastik. Setelah ini aku akan pergi ke dua distributor. "Janga...

Wanna Play With Me? (creepypasta)

Tok tok tok "Siapa itu?" "Ini aku." "Pergi! Mau apa kau, bodoh?!" " Maukah kau bermain denganku? " "Tidak! Aku membencimu!" " Kumohon. " "Pergi!" " Aku hanya ingin bermain denganmu. " "Tidak! Aku tidak bisa bermain." " Kenapa? " "Karena kau telah memotong tanganku."

My Birthday Party

Malam yang dingin ini, sahabat sekaligus tetanggaku--Scarlett, merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Pesta itu sangat mewah dan meriah karena orang tuanya bisa digolongkan orang-orang kelas atas. Tamu undangannya pun rata-rata pemilik perusahaan. Kue ulang tahunnya menjulang tingi bagai menara. Kado-kado nya pun rata-rata berukuran besar dan berwarna-warni. Jika aku bukan sahabat Scarlett, kurasa aku tidak akan diundang. Kuharap aku bisa merayakan pesta seperti dirinya. Setelah jam 11 malam dan aku pamit untuk pulang, aku bertemu dengan dua orang teman Scarlett sekaligus teman satu angkatanku, di halaman depan rumah Scarlett yang sepi. Cahaya bulan menyinari wajah bening kedua anak itu. Itu adalah Renna dan Rachel. Renna dan Rachel anak kembar dari orang tua yang memiliki hotel bintang lima terkenal di pusat kota. Karena mereka anak orang kaya (lebih dari kaya), maka, mereka sering sekali mem bully anak-anak nerd dan kurang mampu di sekolah. Termasuk diriku. Si kembar itu s...

The Girl With a Red Ribbon in Her Hair

Akhir-akhir ini aku mengalami yang namanya depresi. Bagaimana tidak? Empat hari lalu, ayahku meninggal karena serangan jantung yang dideritanya selama 6 tahun. Dua hari lalu, mantan pacarku ketahuan berselingkuh, maka dari itu aku harus memutus hubungan dengannya. Uang tabunganku terkuras habis karena harus membayar hutang adikku yang jumlahnya jutaan dollar, itupun belum lunas. Satu lagi, atasanku belum membayar upah kerjaku bulan ini, namun dia terus memaksaku untuk bekerja larut malam. Memang enak ya menjadi atasan. Walaupun kutahu, setiap manusia pasti akan diberi yang namanya cobaan. Diberi cobaan oleh Tuhannya. Entah kenapa aku sangat tidak sanggup menghadapi keadaan seperti ini secara bersamaan. Kepalaku sangat sakit, dan aku harus mencari cara agar aku bisa hidup kembali dengan tenang. Aku ingin semua bebanku bisa hilang dengan sekali tiupan angin. **** Sore di hari Minggu ini, aku memutuskan untuk pergi ke taman kota yang biasanya kukunjungi. Sekadar melihat-lihat pemandang...

The Internet Friend

Gadis bernama Vanka itu sedari tadi masih memandang televisi yang sedang menyiarkan kartun dengan tokoh utama sebuah spons, yaitu Spongebob Squarepants. Dengan satu kantung chips disamping yang menemaninya. Vanka tidak memperdulikan berapa umurnya sekarang karena masih menonton kartun Spongebob Squarepants. Well, kenapa ia tidak boleh menonton si tokoh berwarna kuning ini? Karena ayahnya saja juga ikut duduk menemani di sampingnya--lebih tepatnya di samping chips. Hari ini adalah hari Minggu yang berarti Vanka dan keluarganya bisa menonton kartun kesayangan. "Eh, Vanka," kata Ibunya tiba-tiba dari arah meja makan. "Hari ini tanggal berapa, ya?" "Apa?!" teriak Vanka. "Vanka tidak mendengar, Mom!" "Volume tv nya dikecilin dulu," jawab Ibunya memutar mata. "Hari ini tanggal berapa?" Vanka menyenggol ayahnya. "Mom bicara apa, sih?" Ayah Vanka mengambil remote tv lalu mengecilkan volumenya. Vanka menatap ayahnya...

The Secret Behind The Door

Setiap hari saat berangkat atau pulang sekolah, aku selalu melalui jalan yang sama. Jalan dimana aku harus melewati sebuah rumah tua yang dindingnya bercat kuning dan pintunya yang diberi warna biru tua. Yang aneh untuk dipikirkan adalah bahwa pintu biru itu jarang sekali dibuka. Bahkan selama empat tahun aku melewati rumah itu, hanya pernah sekali aku melihat pintunya terbuka. Bukan hanya aku yang mengatakan hal itu, tetangga-tetangga disekelilingnya juga sangat jarang melihat celah-celah dari balik pintu itu. Pernah seseorang berkata, bahwa pemilik rumah itu adalah seorang perempuan yang memiliki rambut coklat yang keriting dan seumuran denganku--kurang lebih 16 tahun. Dan tidak pernah ada orang yang mendengar suara dari perempuan pemilik rumah itu. Bahkan yang lebih mengerikan lagi, jika ada orang lain selain pemilik rumah itu sendiri yang masuk ke dalamnya, orang yang masuk itu tidak akan pernah keluar lagi. **** Hari ini, aku bersama dua orang temanku, melewati rumah berpintu ...